Rabu, 27 Februari 2008

Striving to Success


Sukses adalah akumulasi dari usaha-usaha kecil yang dilakukan terus-menerus. Orang-orang berhasil adalah orang-orang yang memiliki perbedaan. Mereka senantiasa mengambil langkah kedua, ketiga dan mungkin langkah keempat pada garis yang tidak terputuskan. Sedangkan orang awam, biasanya hanya mengambil langkah pertama lalu tidak melanjutkan perjalanannya. Padahal setiap langkah berikut yang diambil akan meningkatkan nilai langkah sebelumnya.
Tak ada jalan mudah untuk mencapai segala sesuatu. Lakukan satu hal pada suatu waktu, dan semua hal dalam kesuksesan. Keberhasilan tidak mendatangi kita, tapi kitalah yang harus menemuinya. Terserah kita sendiri apakah mau membuka pintu diri kita untuk suatu kesempatan. Kesempatan emas yang kita cari-cari berada di dalam diri kita sendiri. Tidak tergantung pada lingkungan kita, atau keberuntungan, semua itu ada di dalam diri kita sendiri.

Kita bisa memulainya di manapun kita berada setiap saat. Rumput di kejauhan mungkin tampak lebih hijau, namun kesempatan itu tepat berada dimana kita berada. Ketika kesempatan itu muncul, ambillah manfaat darinya. Kita tidak memerlukan lebih banyak kekuatan, atau lebih besar kemampuan, atau lebih luasnya kesempatan. Yang kita perlukan adalah menggunakan apa yang kita miliki sekarang. Belajarlah untuk menangkap peluang, yang selalu berada di sekeliling kita. Setiap situasi yang dipandang dengan baik adalah kesempatan.
Bayangkan kita berada di sebuah perjalanan panjang. Junjunglah visi sukses kita pribadi. Pada akhirnya, kita akan menyadari bahwa kita tidak akan mengalami kegagalan bila kita mencobanya. Sukses adalah jalan yang disusun dengan keteguhan hati. Kesulitan senantiasa beserta kita hanya bila kita senantiasa berusaha. Kita memerlukan proses pertumbuhan yang bertahap. Keterburuan kita untuk meraih sukses adalah beban yang memberati perkembangan kita. Setiap langkah kecil yang membawa kita maju patut dihargai. Tak perlu kita sibuk mencari jalan pintas, karena tak ada jalan pintas. Yang perlu kita amati adalah jalan lurus kita. Tak peduli bergelombang atau berbatu, selama kita yakin berada di jalan yang tepat, maka melangkahlah hadapi kenyataan.

Mungkin saja yang menjadi "polisi tidur" penghambat jalan keberhasilan kita adalah diri kita sendiri. Seringkali langkah tersulit membebaskan diri kita dari kesulitan adalah mengakui bahwa sebenarnya kita adalah biang keladi kesulitan. Karena itu, saat kita menghadapi masalah di jalan mencapai kesuksesan, pertimbangkan dan sadarilah dengan hati-hati apakah kita merupakan sumber semua masalah tersebut.
Namun bagaimanapun, kita mungkin tidak mampu melakukan semua yang kita inginkan. Belenggu kita adalah kita berusaha untuk melakukan semua hal dalam sekali waktu yang sama. Meski kita bekerja keras untuk melakukan segala hal, pada akhirnya kita hanya akan menyelesaikan sedikit hal saja. Yang kita perlukan adalah memusatkan perhatian pada satu atau dua hal saja, karena hal ini justru meningkatkan kesempatan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Begitu kita mengetahui hal-hal mana yang akan kita kerjakan, kita harus memfokuskan diri pada apa yang benar-benar diperlukan untuk mengerjakannya. Susunlah rencana selangkah demi selangkah , apa dan kapan kita harus mengerjakan dan menuntaskannya.

Apa yang tertulis di atas kertas adalah sebuah rencana, sedangkan apa yang terpikir di kepala adalah sebuah mimpi. Beberapa orang segan untuk menuliskan rencana-rencana mereka. Menulis rencana di atas kertas merupakan langkah awal menuju kesuksesan dan pemenuhan hasrat seseorang. Tanpa rencana tertulis, kebanyakan orang akan memulai suatu hal namun segera perhatiannya akan teralihkan oleh banyak hal kecil yang muncul kemudian. Gejala pasti apabila kita dalam belenggu kesulitan adalah saat kita telah bekerja keras namun tidak jua mendekati titik sasaran. Hal ini sering terjadi juga pada orang-orang yang tidak mau menyusun rencananya secara tertulis. Agar kita dapat bergerak maju, kita harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan pada saat yang diperlukan pula. Penghalang jalan lain yang kita ciptakan sendiri adalah terlalu banyak memikirkan pilihan-pilihan sehingga membuat kita tidak melakukan apa-apa. "Saya bila melakukan A, B, atau C. Kalau begitu sebaiknya saya pikirkan baik-baik," begitulah angan-angan kita. Kemudian kita mulai merenungkannya, namun kita sama sekali tidak memutuskannya. Sebenarnya pada saat itu kita sudah melakukan sesuatu, yaitu memutuskan untuk tidak melakukan apa-apa. Tapi coba tebak apa hasilnya? Bila kita tidak melakukan apa-apa maka hasilnya pun bukan apa-apa.
Pusatkan pada apa yang akan berhasil. Beberapa orang sangat pandai mencari-cari alasan mengapa sesuatu tidak berjalan sebagaimana mestinya. Jangan melipatgandakan sesuatu yang akan berakibat negatif tetapi lipat gandakalah sesuatu yang positif. Berkonsentrasilah pada apa yang akan berjalan baik bagi kita, dan pada akhirnya restuilah segala usaha dan upaya kita dalam sebuah doa dan permohonan kepadaNya, dan yakinilah bahwa penyempurnaan usaha kita dan keberhasilan hanya dari pada-Nya semata.

Tidak ada komentar: